Dia adalah seorang tabib. Seorang pertapa. Seorang yang tidak percaya Tuhan. Dia berusia sedikit di atas empat puluh tahun. Dia tidak meremehkan alkohol. Dia bisa bersikap konyol, terhina, tersinggung. Dia telah lama bersikap acuh tak acuh terhadap dirinya sendiri. Semua orang menghindarinya dan takut padanya, tetapi diam-diam di malam hari mereka semua bergegas ke rumahnya. Lagi pula, hanya dia yang bisa menyingkirkan penyakit mereka. Baginya, ini adalah kutukan, dan setiap kali dia bersumpah bahwa dia tidak akan membantu orang lagi, tetapi setiap kali dia tidak dapat menolaknya. Dia tahu bahwa bakatnya akan menghancurkannya suatu saat, tetapi dia terus menjadi satu-satunya kesempatan keselamatan bagi orang-orang.